Latest Entries »

ayamKU


 

Duluuu, mbah bilang kalo kita makan nggak habis nanti ayam kita mati,

Entah dapat ide dari mana, saya yang masih berusia anak2 itu, saat itu sudah mempunyai ayam yang dibeli dari tabungan saya, dengan pikiran anak2 yang katanya masih polos mana ada niat untuk tidak menghabiskan makanan,, *nanti, ayaaaaamkuuuuu T.T (kaya iklan mie instant,hhehe)

 

kemudian ada yang bilang kalo makan kita lama berarti kerja kita lamban,

untuk beberapa jenis makanan saya agak lama dalam memakannya, namun disisi lain kerja saya memang terkadang lamban,,

jadi kerja saya lamban karena waktunya lebih banyak dihabiskan untuk makan, atau saya sering telat makan dan makan lama karena kerja saya yang lamban,, hhaha,, nggak ada yang bener
*mau cari referensi hasil penelitiannya dulu deh,hhihi

 

Bubur ayam, salah satu makanan kesukaan,,

Tapi Kalo makan bubur amat sangat jarang ada kacang yang nangkring di mangkok saya, apalagi telur rebus/sate telur nggak mungkin ada di mangkok saya,, yaa emang karena saya nggak suka,,, berarti suka dengan sesuatu itu boleh parsial kah?hhehe

Temen bilang, kalo saya makan bubur satu porsi memakan waktu seperti orang biasa memakan 2 porsi,,

 -lama-

*tapi kayaknya bukan karena nggak tega makan ayam-ayam itu qo…

 

Mbak2 yang memerhatikan saya bilang,,

“Mbak tau kenapa kalo kamu makan bubur lama, karena ditiap sendoknya kamu menyendok sangat sedikit, dan makan kamu perlahan,, tapi sebenernya makan lama itu baik qo,, baik untuk pencernaan” begitu katanya,hhehe

 

Lalu kuperhatikan cara makanku sendiri,,

taraaaaaaaaa…. Yaaa, benar,,

Seperti inilah saya,, dalam mengambil sesuatu saya lebih suka sedikit-sedikit, perlahan, berkelanjutan, dan InsyaAllah tuntas…

jadi inget tetangga sebelah yang namanya ISTIMRORIYAH,hhaha

 

Ternyata saya tidak suka dan atau mungkin tidak bisa menggenggam sesuatu pas dengan genggaman bahkan lebih,,

Saya menggenggam sesuatu yang yakin dapat saya kendalikan,, ya ya yah yang berefek tidak berkembangnya kemampuan diri ini,, hhhoho

 

Bolehkah anda menyebut ini dengan tidak mau ambil risiko?

eitzZ, setiap apapun keputusan pasti berisiko, walaupun tingkat risikonya berbeda2,,

setelah membaca fiqih prioritas dan fiqih realistis, agaknya butuh buku manajemen risiko nih,, haha (*kaya buku anak manajemen)

 

 

 

“Dan kadang-kadang ada sesuatu perbuatan yang tidak begitu diutamakan,

tetapi ia dapat menjadi lebih utama ketika dilakukan oleh orang tertentu,

karena orang itu tidak dapat melakukan sesuatu yang lebih utama daripada    perbuatan tersebut,

atau karena kecintaan, kesenangan, perhatian, dan faedah yang diperoleh dari sesuatu perbuatan yang tidak begitu diutamakan itu lebih banyak,

sehingga perbuatan tersebut menjadi lebih utama baginya,

karena adanya peningkatan amalan, kecintaan, kemauan, dan manfaat.

yang diperkirakan dapat diperoleh.

Seperti yang terjadi pada orang sakit, yang hanya mau meminum obat kesukaannya dan bermanfaat bagi kesehatannya,

tetapi tidak mau meminum obat yang tidak disukai, walaupun obat yang terakhir ini dianggap lebih utama.” (dari buku fiqih prioritas)

 

 

 

*Mulai lagi mengaitngaitkan benang merah tak bertaut,hhaghag

 

 

–          Selamat Beraktivitas –

Setelempap

 

Iseng2 berkunjung ke suatu tempat,
suatu rak brankas mengalihkan pandanganku,

 

Wah, ada ‘daun-daun berserakan(baca:salah satu karya Alm. Prof. Andi)’ di sana,,

Sumringah dan ingin berkenalan dengan dia dan mereka, namun saya yang sok sibuk ini hanya membolak2 beberapa jilidnya saja.

 

Di suatu jilid yang membicarakan bilangan kutemukan setelempap, sejengkal, sehasta, sedepa, dll.

Awalnya agak heran waktu engeh kengapa ada setelempap sekaligus sejengkal,,

 

Mengangkat tangan, memerhati setelempap, kemudian membolak dan mencoba merentangkan,,

ternyata bertemu si sejengkal

 

Dapatkah dikatakan bahwa:

Gugus ‘setelempap’ merentang  pada ruang vektor ‘sejengkal’ (?)

Ah, nilai Jabrik saya kan C, sepertinya belum benar paham akan rentang merentang ini

 

 

Coba kita tilik yang ini,

“Pada pengendalian proses umumnya menggunakan Bagan Kendali Mutu yang bertujuan mendeteksi adanya penyebab-penyebab yang dapat menimbulkan keragaman yang tinggi pada produk yang dihasilkan. Selama proses produksi kelainan-kelainan akibat penyebab khusus ini akan dikoreksi sehingga proses kembali dalam keadaan terkendali. Keuntungan dari penerapan pengendalian proses adalah diperolehnya produk yang memenuhi spesifikasi dengan tingkat keragaman yang terkendali sehingga akhirnya dapat diketahui kemampuan proses.” (Modul SPM: 2005)

 

Lirik juga ini,,

Untuk n yang agak besar, rentang dapat kehilangan efisiensinya secara cepat,, karena rentang mengabaikan semua informasi dalam contoh antara Xmax dan Xmin,,,

Untuk n yang kecil pada grafik pengendali variabel kerap kali digunakan,,,

*mungkin intinya jangan terlalu lebay melampaui batas tapi juga jangan terlalu hati2 kali yaaa,, n butuh pengontrolan agar terkendali.

 

Pada rumus definisi di modul SPM telah dibuktikan bahwa rentang contoh berhubungan dengan deviasi standar proses. Oleh karena itu, variabilitas proses dapat dikendalikan dengan menggambarkan nilai2 rentang dari contoh2 yang berurutan pada grafik pengendali.

 

 

Sesuatu yang berukuran setelempap ini ternyata berpotensi sejengkal,

Pemaksimuman potensi dapat diperoleh dengan merentang,

proses merentang dihadapkan pada aral merintang,

butuh standar proses, bagan kendali, dan etc lain di sini…

semoga bagan kendali variabel berpola pergerakan menuju perubahan secara perlahan dgn trend naik,.

 

silakan merentang,

Put your hands up ^^

Image

Princess Prosecutor.

Bagi anda para penggemar drama korea mungkin judul drama korea itu sudah tidak asing lagi. Sesuatu yang berbau korea, seperti boy band, girl band, film, bahkan drama korea memang kian digandrungi di berbagai kalangan dan lapisan masyarakat di Indonesia. Yaa yaa, kita semua tahu memang sebagian besar adegan tayangan drama korea tidak patut ditonton bagi kita muslim muslimah.

*terus kenapa masih nonton?? lebih baik melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat.

Uhm, tak dapat dipungkiri terkadang saya masih menontonnya,,

dan terkadang pula ada sesuatu yang saya dapatkan dari tontonan itu,,

terKadang

Dahulu saya rutin menonton Princess Prosecutor, cukup terkesan dengan sesuatu yang diceritakan pada drama korea ini, dahulu tak pernah terpikir akan suatu profesi yang dinamakan Jaksa, ternyata pekerjaan kalian sangat berat yaa,

SeMANJA; SeMANgat JAksa^^

Drama ini tidak terlalu buruk menurut saya, silahkan ditonton jika ingin, hhehe

Memang banyak hal yang diceritakan pada drama tersebut, tapi di sini saya bukan ingin membahas mengenai Romantisme Cerita Cinta Jaksa Ma dengan Pengacara yang katanya tampan itu, bukan juga kegilaan Jaksa Ma pada Fashion namun dipaksa oleh sang Ayah untuk menjadi Jaksa sehingga harus kuliah di 2 bidang, dan juga bukan penanganan kasus oleh para jaksa. Bukan.

Masih ingat dengan Ayah Jaksa Ma??

Jika tidak ingat, bayangkan saja seorang lelaki berumur yang bergelimang harta dan tahta;cukup gagah;agak gemuk;dengan rambut yang mulai memutih..

Dengan jalan cerita yang berliku sampailah pada keadaan dimana Jaksa Ma melakukan Peninjauan Kembali [PK] pada kasus pembunuhan berpuluh tahun  lalu, usut diusut ternyata Ayahnyalah yang menjadi Tersangka Pembunuhan tersebut. Jaksa Ma menjadi Jaksa Penuntut Umum untuk Ayahnya sendiri?! Bagaimana sikap Jaksa Ma?? Situasi yang sulit bukan?

Yaaa,, jika Jaksa Ma menghadapi situasi yang sulit ketika menjadi Jaksa Penuntut untuk ayahnya sendiri, mungkin sedikit banyak kondisi serupa juga dirasakan oleh segelintir putra putri bangsa kita.

***

“Bapak, hati-hati ya nanti pulangnya”, bisik putra penuh kasih pada sang ayah ketika dalam perjalanan dengan mengendarai motor sembari melirik polisi lalu lintas

Motor?

Motor adalah kebutuhan utama untuk ayahnya mencari nafkah, pagi2 buta ayahnya sudah harus ke luar rumah dengan motornya guna berbelanja barang2 yang akan diperdangangkannya hari itu, bahkan motor kembali dipergunakan untuk menjajakan dagangannya hingga tengah malam dan motornya tak kenal mal atau pusat hiburan.

Kenapa tidak bayar pajak motor???

Semua manusia senang akan ketenangan, bahkan ketenangan merupakan suatu kebutuhan. Termasuk ayah Putra. Apakah kita pikir ayah Putra dapat dengan tenang mengendarai motor sedangkan STNK tidak ada dan pelunasan pajak tak dilakukan, setiap saat bisa saja ayah Putra kena tilang dan motornya disita,,

*kemudian apa yang terjadii??  Putra pun tak tahuu…

Sangatlah lumrah jika seorang anak mengkhawatirkan ayahnya, begitu pula dengan Putra. Di sinilah perang bathin itu bergejolak, Idealisme seorang Putra Bangsa yang tergadaikan dengan naluriah tatkala ia memandang wajah lusuh ayahnya,, lusuh akan kecapan panjang perjalanan kehidupan yang begitu menguji, lusuh akan kerutan kekhawatiran yang selalu menghantui, lusuh akan lelahnya perjuangan yang minim harapan. Ayah Putra bukanlah seorang mafia pajak,

beliau hanya rakyat jelata yang tak mengerti dengan apa ia harus membayar pajak (*jika anda bertanya dulu dgn apa ia membeli motor, banyak kemungkinan positif yang mungkin kita tak mengetahuinya),

bahkan biaya hidup untuk hari esok pun masih abu2 untuknya,,

beliau hanya warga yang tak paham akan ayat-ayat pasal 27 pada undang2 negaranya, yang walaupun berulang dibacakan.

Pemberitaan pernah mengabarkan, seorang warga yang mencuri ayam untuk makan saja dipenjarakan,, (*masih untung gak dipotong tangan katanya)

Bagaimana kasus yang ini?

Apa ini termasuk tindak korupsi?

Wajib pajak. Ini adalah hal yang baik. –semua paham itu-

Mengingat putra paham akan tata hukum negaranya lalu apa yang harus putra lakukan,. Apakah Putra harus melaporkan Ayahnya sendiri ke kantor polisi dengan tuduhan tersebut, atau ia tak lagi menggunakan motornya saja, sementara ia tahu betul bagaimana keadaan keluarganya.

Putra tak bergeming, Ia membiarkannya, Ia mencoba menenangkan keresahan,

Menahun tak merubah keadaan, ayahnya tak pernah tertangkap,,

Apakah DIA ingin melihat sampai mana mereka dapat bertahan pada ketidakpatuhannya terhadap hukum;

Ataukah ini toleransi akan kebijakanNya yang dinamai keadilan,,

Tak ada yang tahu,,

Lalu jalan mana yang benar???

*akupun tak tahu

 

Wallahualam